PERLUKAH ADANYA REVISI BESARAN NOMINAL UMR ?

 Eneng Devi Safitri - 170110200007


Upah Minimum Regional (UMR) merupakah sebuah standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pekerja, pegawai ataupun buruh di dalam lingkungan usaha atau kerjanya.

Salah satu bentuk nyata kehadiran pemerintah dalam memberikan solusi atas pertentangan kepentingan pengupahan di antara pengusaha dan pekerja adalah dengan menetapkan upah minimum. Upah minimum di atur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) No. 15 Tahun 2018 tentang Upah Minimum.

Upah Minimum bisa terdiri atas upah minimum berdasarkan wilayah dan upah minimum berdasarkan sektor di wilayah kota/kabupaten atau provinsi. Upah minimum juga ditetapkan dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi setempat.

UMR yang ditetapkan oleh pemerintah tiap tahun dengan memperhatikan komponen kebutuhan biaya hidup di tiap wilayah yang berbeda-beda. Sehingga menjadi wajar jika UMR tiap wilayah berbeda juga.

Isu-isu yang terjadi belakangan ini adalah maraknya kegiatan demonstrasi oleh buruh atau tenaga kerja yang menginginkan kenaikan UMR, karena pekerja menganggap UMR yang ditetapkan pemerintah masih tergolong rendah.

Apakah harus ada revisi besaran UMR ? demi semangat kerja dan kesejahteraan hidup pegawai dan keluarganya. Kenaikan UMR sangat berpengaruh bagi perusahaan, ketika upah naik, artinya biaya faktor produksi juga naik, sehingga perusahaan harus menaikkan harga barang untuk meraih keuntungan.

Demi menjaga efisiensi biaya, perusahaan akan melakukan pengurangan terhadap tenaga kerja sehingga perusahaan lebih memilih teknologi mesin, yang biaya perawatannya dikatakan lebih kecil daripada harus membayar upah pekerja tiap bulan.

Menurut saya, angka yang keluar menjadi besaran UMR merupakan angka yang sudah dipertimbangkan oleh pihak pemerintah. Pemerintah juga memerhatikan upah yang sesuai dengan keadaan biaya hidup di suatu wilayah tersebut. Namun, gaya hidup dan kebutuhan sehari-hari memang tidak menutupi bahwa upah senilai UMR belum bisa memenuhi semua kebutuhan sehari-hari, mungkin hanya tercukupi kebutuhan primer saja, sedangkan kebutuhan sekunder dan tersier itu adalah di luar perhitungan pemerintah dalam menetapkan UMR. Penerapan UMR dilakukan dengan memperhatikan timbal balik antara tenaga kerja, perusahaan, serta dampaknya terhadap perekonomian.

Revisi besaran UMR menurut saya  bisa jadi diperlukan, ketika pekerja atau buruh merasa pekerjaannya tidak sebanding dengan hasil upah untuk apa yang ia kerjakan. Namun, jika kerjanya tidak terlalu memberatkan dan sudah bisa menggunakan teknologi mesin, pastinya pihak perusahaan akan mengganti sumber daya manusia oleh sumber daya mesin yang perawatannya jauh lebih murah daripada harus menggaji pegawai yang terus-terusan meminta gaji naik, sedangkan pekerjaannya tidak seberapa. Berbeda dengan pekerjaan yang memang hanya bisa dilakukan oleh manusia saja, kemampuan yang dimiliki oleh manusia merupakan aset yang sangat mahal, sehingga pasti perusahaan juga akan memperhitungkan biaya upah yang tepat bagi pekerjaan tersebut.

Semua pekerja pasti mengharapkan UMR bisa meningkat, namun satu dan lain hal pastinya telah dipertimbangkan ketika ditetapkannya angka nominal UMR itu sendiri, salah satunya adalah kebutuhan hidup di tempat ia bekerja. Banyak faktor juga yang akan terpengaruh jika UMR terus dinaikkan. Banyak cara agar seseorang mendapatkan uang tambahan, bukan hanya menuntut agar angka UMR naik. Misalnya, ia bisa bekerja sampingan ketika tiba di rumah, atau ketika seseorang telah berkeluarga, istrinya pun harus turut serta untuk mencari biaya hidup, misalnya jualan online, atau bisnis yang diminati olehnya.

Setiap orang pasti menginginkan pekerjaan yang se-ringan mungkin, tetapi gaji yang se-maksimal mungkin. Namun, banyak hal yang di pertimbangkan oleh pemerintah salah satunya adalah peraturan yang mengatur tentang UMR, sehingga pihak perusahaan wajib membayar upah sebesar UMR, dan jika kurang dari UMR akan dikenakan sanksi dan perusahaan tersebut tetap harus membayar sejumlah UMR apabila bulan sebelum-sebelumnya tak memberi upah dengan nominal yang telah di tetapkan dengan menambahkan bayaran upah di gaji bulan selanjutnya.

Untuk meningkatkan semangat para pekerja, ada hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan misalnya berupa bonus atau upah tambahan bagi karyawan yang berprestasi, sehingga para pegawai pasti berusaha untuk menjadi yang lebih baik agar mendapatkan bonus tersebut. Sumber daya manusia yang dipekerjakan di perusahaan itu tak sama, ada yang biasa saja dan ada yang sangat ulet, maka akan sangat tidak adil bagi seseorang yang ulet jika pekerjaannya hanya di bayar sama seperti orang yang biasa saja, maka di sini sangat penting adanya bonus atau upah tambahan bagi karyawan yang aktif, inovatif dalam menjalankan pekerjaannya.

Ketika kita membuka sebuah usaha, atau mempunyai sebuah perusahaan, lebih baik ada anggaran yang di simpan untuk masa-masa sulit seperti di masa pandemi ini, agar semua bisa menjalankan kehidupan sebagaimana mestinya, hal tersebut bisa berupa tabungan cadangan karyawan setiap bulannya, atau inisiatif dari pihak atasan dengan dasar kemanusiaan, karena mereka juga perusahaannya bisa berdiri kokoh dan berlangsung.

Kehadiran pemerintah sangat dibutuhkan untuk memperbaiki mekanisme pasar. Campur tangan pemerintah diharapkan dapat memperbaiki kegagalan pasar sehingga menjadi efektif dan efisien. Kebijakan pemerintah terkait penerapan besaran upah minimum merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan para pekerja demi terpenuhinya standar kebutuhan hidup layak (KHL).

=========================================================================

REFERENSI

John Wesly Samuel, Pemerintah dan Pengaruh Kebijakan Upah Minimum Regional (UMR). Melalui https://www.wartabromo.com/2020/01/20/pemerintah-dan-pengaruh-kebijakan-upah-minimum-regional-umr/


Komentar

Postingan Populer